Entri yang Diunggulkan

[Announcement] Pembukaan Cabang di Pahoman, Kec. Enggal, Bandar Lampung

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh Insya Allah mulai hari Senin, tanggal 29 Agustus 2016, Rumah Balita Cendekia (RBC) men...

Selasa, 02 Agustus 2016

Membentuk Karakter Anak

Sering kita beranggapan ketika anak masih berusia balita itu belum dapat diatur dan belum bisa mengikuti peraturan. Dan sering kali kita melihat para orang tua membawa balita bertamu atau memenuhi undangan suatu acara. Kemudian si anak berlari-lari di dalam rumah, naik meja, mengambil makanan yang hanya digigit sedikit kemudian dikembalikan lagi ke wadahnya, makan dengan tangan kiri, minum sambil berdiri, atau perilaku tidak sopan lainnya. Dan pada akhirnya kita mendengar ucapan tanpa sengaja dari kita atau orang tuanya, "Biarkan saja. Namanya juga anak-anak.”

Lalu kapankah kita akan mengajarkan akhlak baik kepada anak kita? Apakah harus tunggu masuk SD, SMP, SMA, atau nanti juga dia akan tahu mana yg baik dan tidak?

Ayah bunda yang kami cintai, menurut pakar pendidikan pengasuhan Irwan Rinaldi, dasar pembentukan karakter manusia untuk seumur hidupnya terletak di usia 0-10 tahun. Jadi, mungkin wajar jika kita pernah mendengar ada sebuah negara yg mensyaratkan pendidik anak usia dini di pendidikan prasekolah minimal harus lulusan strata 1 yang lebih memahami seluk beluk pendidikan balita. Karena usia balita adalah masa emas (golden age) yang tidak akan berulang.

Sedangkan di lingkungan kita, anak usia balita diasuh oleh asisten rumah tangga lulusan SD, SMP, atau bahkan tidak terdidik. Bayangkan jika masa-masa emas anak diisi oleh orang yang tidak memahami pendidikan balita, atau bahkan orang yang sehari-harinya mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga sehingga tidak fokus dalam mendidik anak.

Ayah bunda yang baik dan membaikkan, sholih dan sholihah... .
Rebut masa emas anak kita, masa pembentukan karakter seumur hidup anak kita, karena di tangan mereka negeri yang subur ini akan diwariskan. Karena jika kita saksikan akhlak remaja saat ini, sungguh menyeramkan dan bahkan diluar logika manusia. Banyak sekali kasus kejahatan remaja kekinian yang tidak perlu kami sampaikan di laman ini.

Kalau ingin kita tarik ingatan kita sedikit ke belakang, remaja saat ini lahir di era milenium 2000 dimana arus modernisasi dan perbaikan kualitas ekonomi rumah tangga menyapa masyarakat bahkan para orang tua. Anak dikatakan gaptek jika tidak bisa main ponsel. Bahkan saat ini sudah biasa kita dengar atau bahkan kita melihat anak usia balita (TK) sdh dibelikan ponsel pintar dengan alasan biar tidak gagap teknologi.

Ayah bunda yg tercinta....
Tidak ada satupun anak yg lahir ke dunia ini untuk menjadi penjahat. Peran kita sebagai orang tualah yang menentukan baik buruk karakter anak. Tidak bijak rasanya jika ketikaketika anak berperilaku buruk, kita mulai menyalahkan temannya, lingkungannya, dan tontonannya, tanpa ada usaha untuk mendidik diri dan anak kita agar lebih dewasa.

Ayah bunda yang mulia...
Tidak ada kata terlambat. Mari peluk erat anak kita
Berikan stimulasi fisik dan psikis yang terbaik diusia pembentukan karakter anak agar menjadi generasi terbaik.

Jadikan diri kita baik terlebih dahulu sebelum menuntut anak untuk menjadi baik

Semangat meraih mimpi bersama anak kita.


*ditulis oleh Heryani Ismail

0 komentar:

Posting Komentar