Menangis bagi bayi dan balita adalah ungkapan bentuk protes atas ketidaknyamanan yang timbul dari faktor pengganggu dalam diri ataupun dari luar.
Menurut Abah Ihsan Ibnu Bukhari, pimpinan Auladi Parenting School, di salah satu sesi pelatihan PDA (Pelatihan Disiplin Anak) di Bandar Lampung beberapa tahun yang lalu, ada beberapa penyebab normal bayi dan balita menangis. Diantaranya adalah
- Lapar dan haus
- Kepanasan dan kedinginan
- Merasa sakit pada tubuh bagian luar atau dalam
- Buang air kecil atau besar
- Mengantuk
- dll
Namun, apa yang terjadi apabila bayi dan balita menangis merengek bukan karena faktor di atas melainkan karena "UNJUK RASA"?
Ayah Ibu yang budiman,
Mungkin ada beberapa diantara kita yang pernah menjadi aktivis ketika masih berusia pelajar dan mahasiswa, dan pernah melakukan demonstrasi atau unjuk rasa kepada pemerintah yang berwenang melakukan pengabulan atas tuntutan rakyat. Nah, seperti itulah yang dilakukan oleh bayi dan balita kita ketika mereka menginginkan sesuatu namun merasa dipersulit atau dilarang oleh orang tua.
Ketika kita sedang jalan-jalan ke mini market kemudian anak kita meminta, misalnya permen, namun kita melarangnya atau tidak memperbolehkannya untuk jajan permen, maka usaha UNJUK RASA pertama yang ia lakukan adalah merengek. Jika si anak merasa tidak berhasil, maka ia mulai mengembangkan metode UNJUK RASA dengan mulai menangis. Bagi anak yang terlatih untuk mengembangkan metode, mereka biasanya akan mulai memanipulasi orang tua agar merasa malu dengan sesama pengunjung mini market dengan cara berteriak, mengacak-acak, berguling-guling, dan beragam usaha Happening Art UNJUK RASA lainnya.
Bagaimana cara meredam unjuk rasa anak kita ketika dirasa sudah sangat mengganggu?
Menurut Abah Ihsan Ibnu Bukhari, kita sebagai orang tua wajib mendengarkan unjuk rasa mereka, namun harus tetap tegas untuk mengatakan tidak jika memang tidak diperbolehkan untuk jajan. Jika kita berubah pendapat, anak akan mendapatkan celah untuk mengulangi UNJUK RASA mereka di kesempatan lain dengan metode yang lebih berkembang.
Menangis merupakan cara yang termudah untuk "menggetarkan hati" orang tua untuk membuat orang tua mengabulkan keinginan anak. Jika anak merasa dengan menangis maka keinginannya akan dikabulkan, maka anak akan membiasakan diri untuk menangis. Namun jika tidak berhasil, maka anak akan menggunakan cara lain seperti mengacak, melempar, berguling, dan lainnya.
Ayah Ibu yang baik,
Semoga dengan sedikit tulisan ini dapat memberikan inspirasi bagi kita semua, para orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang sholeh dan baik.
*Ditulis oleh Muhtar Gani
0 komentar:
Posting Komentar